SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH Ir Salahuddin Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur berharap PDIP mempertimbangkan saran KHA Hasyim Muzadi agar partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu mencalonkan kader sendiri dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017.
“Kini tergantung PDIP. Pendapat Kiai Hasyim Muzadi semoga jadi pertimbangan,” kata Gus Solah, panggilan akrab KH Salahuddin Wahid, Jumat malam (16/9/2016).
Baca Juga: Cawe-Cawe Jokowi Jilid II, Disebut Jegal Anies dalam Pilgub DKI 2024
Seperti diberitakan bangsaonline.com, KH Ahmad Hasyim Muzadi, pengasuh dua pondok pesantren mahasiswa al-Hikam Malang Jawa Timur dan Depok Jawa Barat minta PDIP mengusung kader sendiri dalam pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta.
"Sebagai orang yang pernah merasakan budi baik PDI Perjuangan (waktu Pilpres 2004), saya berharap dengan sangat agar PDI Perjuangan mengusung kadernya sendiri," tulis Kiai Hasyim Muzadi dalam pernyataan tertulisnya yang diterima bangsaonline.com Kamis malam (15/9).
Mantan ketua umum PBNU dua periode itu menegaskan, jika PDIP mengusung kader sendiri akan memantapkan existensi PDIP sebagai partai wong cilik yang nasionalis dan religius. ”Bung Karno menolak keras explotation de lhomme par lhomme yang hanya membuahkan explotation de nation par nation," tegas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu. Ia bahkan siap pasang badan mengajak partai-partai Islam untuk mendukung calon PDIP.
Baca Juga: Kehilangan 9 Kursi DPRD DKI Gegara Musuhi Anies, PDIP Bakal Dukung Anies dalam Pilgub DKI?
BERITA TERKAIT:
- Demi Nasionalisme, Kiai Hasyim Siap Kampanye Jika PDIP Usung Kader Sendiri pada Pilgub DKI
- Ditanya Maju Pilgub DKI, Risma: Jawabnya Last Minute
- Risma-Sandi atau Risma-Anies Bisa Kalahkan Ahok-Djarot
- Kritik Keras Said Aqil, Kiai Afifuddin Muhajir juga Minta PDIP Usung Kader Sendiri
Gus Solah mengaku tak mendukung Ahok bukan karena faktor agama dan etnis. Tapi karena ia dzalim pada orang miskin dan etikanya payah. “Ahok memang banyak punya prestasi tapi banyak juga sisi negatifnya,” tegas cucu pendiri NU Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari itu.
Menurut Gus Solah, etnis Cina dan non-muslim pun juga banyak yang tak mendukung Ahok. Di antaranya Hary Tanoesoedibyo, Lius dan sebagainya. Jadi, kalau kini banyak warga Jakarta tak mendukung Ahok bukan karena faktor agama dan etnis tapi karena faktor dzalim dan etikanya yang payah.
Baca Juga: Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
Gus Solah menuturkan bahwa warga Jakarta kini mulai banyak yang berubah pilihan. Jika dulu mendukung Ahok, kini mulai mencari alternatif lain. Ia menyebut contoh adiknya sendiri, dr Umar Wahid (mantan dokter pribadi Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang dulu mendukung Ahok).
“Umar dulu mendukung Ahok. Sekarang dia nunggu calon lain. Kalau bagus dia pilih. Kalau tidak, dia golput,” kata Gus Solah.
Menurut Gus Solah, warga Jakarta yang punya sikap seperti dr Umar Wahid banyak sekali. Karena itu mantan ketua PBNU itu yakin jika PDIP mengajukan calon sendiri bisa menang.
Baca Juga: Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi
Lalu siapa kader PDIP yang potensial menang, gus? Ia menyebut Wali Kota Madya Surabaya Tri Rismaharini yang akrab dipanggil Risma. Menurut Gus Solah, Risma bisa disandingkan dengan Sandiaga Uno atau Anies Baswedan. ”Ahok bisa kalah,” katanya. (MA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News